Kepentingan yang misinya hanya lima tahun atau jangka pendek itu akan menjadi penyeasalan ratusan tahun bagi sejarah. Anak cucu menanggung resiko dari ulahnya, bahkan memberatkan timbangan dihari kelak. Kalaupun baik dan benar, harus ditempa badai angin hoax peradaban sosmed yg jejaknya disaksikan oleh sejarah.

Malu ataupun tidak, dibela rakyat banyak maupun tidak, caranya benar atau hanya ingin dibela, itu pasti bereasiko pada akhirnya. Hanya salah atau tidak niat dan prosesnya.

Boleh salah asal masih tahap belajar, tetapi berhadapan dg masyarakat tidak mungkin kemudian dinilai sedang belajar. Kecuali ia kerabat atau golongannya sendiri.

Takarlah kapasitas diri, agar tepat kapan harus ngegas dan ngerim. Sehingga mampu memilah mana primer dan mana yg skunder. Agar dalam meramu proses kehidupan ini tepat kadar dan tolak ukurnya.