Ketenangan Jiwa | muarahatiku.com

Ketenangan Jiwa

Ketenangan jiwa mungkin menjadi impian bagi sebagian atau mungkin semua umat manusia, tapi terkadang manusia sendirilah yang menghambat ketenangan jiwanya. Sederhana saja, menurut saya ketenangan jiwa itu mudah sekali di dapatkan.

Bersyukur, ya... itulah kuncinya menyatukan hati dan akal kita, dimana hati yang bekerja untuk mensyukuri apapun yang terjadi, dan akal bekerja untuk menyadari seberapa pantas kita untuk tidak mensyukuri hal apapun. Jika dalam suatu keluarga hanya mampu makan ikan asin setiap hari atau bahkan hanya bisa makan 2 hari sekali, tak apa, itu bukan lah ujian atau cobaan, melainkan cara Tuhan untuk lebih memperkuat dirimu dalam menjalani kehidupan, agar kamu lebih berusaha lagi untuk bisa menikmati daging rendang setiap hari. Namun bukan berarti kamu diharuskan makan rendang setiap hari, karena hidup yang sakinah itu sangat bermacam-macam, penuh tikungan" tajam dalam proses penyatuan yang mawadah dan percayalah dalam ruang dan waktu warrahmah-Nya akan selalu mengarungi tuntunan keluarga pada hakikat tujuan yang sejahtera. Memang terkesan manusiawi jika kita sedikit mengeluh, entah pada manusia lainnya, atau bahkan pada tuhan.

Tapi sadarkah kalau semua yang ada, semua yang terjadi, semua yang dirasa adalah Nikmat, bahkan sakitpun jika kita mensyukurinya, maka akan menjadi nikmat yang luar biasa (orang sakit minta apa aja pasti dikasih, nikmat kan ... Hehehe), tapi memang benar. "Fabiayiala irabbikumaa tukazziban" yang hampir semua Muslim tau artinya "Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan", kawan... ga perlu kamu umbar syukurmu dengan ucapan "Alhamdulillah" yang keluar dari pesona lidah manjamu, jika kamu masih juga mengeluhkan hal yang sangat kecil sekali dibanding dengan Nikmat yang kamu rasakan. Ucapan itu Ghaib, setelah terucap terbang terbawa angin, tapi bersyukurlah dengan cara yang nyata, agar kamu bisa merasakan Ketenangan Jiwamu, bahkan ibadahmu saja belum tentu kamu lakukan dalam keadaan penuh rasa syukur.

Bagaimana mau mendapat Ketenangan Jiwa, jika urusan dengan Tuhan saja tidak di lakukan dengan rasa Syukur ??? Kamu juga tidak harus mengamalkan sebagian hartamu jika kamu sendiri masih mengeluhkan kehidupanmu. Tapi jika kamu memang tidak memiliki harta namun selalu bersyukur, untuk bersedekahpun banyak sekali jalan pintasnya. Memang tidak ada kehidupan yang sempurna di dunia yang fana ini, namun buatlah kehidupan ini penuh warna dengan cara bersyukur yang nyata. Yakinkan dengan sebenarnya keyakinan dalam hatimu akan keberadaan dan ijin Tuhan pada semuanya.

Dalam Hadist Qudsi-Nya, Allah swt Berfirman kepada Nabi Musa as, “Wahai Musa, bersyukurlah kepadaku dengan sebenar-benarnya syukur.”
Nabi Musa menjawab, “Bagaimana aku mampu bersyukur dengan sebenar-benarnya sementara tidak ada satu syukur pun yang aku ucapkan kecuali Engkau Memberi nikmat kepadaku (untuk dapat bersyukur) ?
Kemudian Allah Berfiman, “Wahai Musa, dengan keyakinanmu itu engkau telah benar-benar bersyukur kepadaku.”
Wujudkan Ketenangan Jiwa dengan cara yang sederhana, Bersyukur dengan cara yang nyata.


Ryan Anthony Mandailing